Blogger Widgets

counters

Jumat, 27 Februari 2015

Bag. 2



CHAPTER 2

Pagiku sambut dengan kegelisahan hasil dari pikiran negatif yang beraduk dengan kegalauan yang tak kunjung padam.

Kali ini aku merindukan sosok diriku yang dulu, diriku yang selalu berkawan dengan pena dan kertas, diriku yang ketika berimajinasi menumpuhkan segalanya kedalam kertas. Diriku yang tak pernah mengenal DIA dan juga MEREKA. Kini semua bangkit dan diam meninggalkan jejak yang tak pernah terulang lagi.

Aku menginginkan diriku yang dulu. Kemana diriku...? aku lupa dengan hidupku. Hidupku yang dibesarkan oleh imajinasi  berkepingan yang tak tentu arah.

Sekarang aku, bukanlah aku yang dulu. Semuanya terlupakan ketika aku mulai sibuk dengan profesi baruku menjadi calon Guru Pendidikan Agama Islam dan meninggalkan sastra yang melahirkanku sebagai pecundang.

Untuk meraih apa yang aku inginkan tidaklah mudah, banyak tantangan dan hambatan yang kudapat di baris – baris jalan. Pasang surutnya kehidupan yang menebarkan puing – puing sisa kehidupan yang menyelubungi ketidakwarasankku.

“Apa yang ada dipikiranku saat ini ?”

“semuanya diam terpaku !”

Benda – benda disekelilingku terpana dan diam mengikuti perintah hatiku. Mereka menyaksikan sosok yang terhimpit disudut ruang menarikan sebuah telepon genggam. Mereka bisu ketika melihatku dalam keadaan kusut marut.

(yahh..karna aku baru bangun sekitar jam 07.45)

Sepertinya cuaca di pagi ini cukup mendung, sedari tadi aku menunggu matahari yang malasnya dua kali lipat dari kemalasan bangun pagiku, beranjak dari tempat tidur yang sederhana itu.

Tersadar aku bangkit dengan mengingat pena yang terpajang rapi di tempat pensilku. Tak tanggung – tanggung Diaryku juga ikut menyahut untuk dimanjakan , yah mereka berdualah teman sepanjang perjalanan hidupku. Mereka berdua yang selalu mengukir lembaran – lembaran ini.

Aku ingin menjadi seorang penulis yang tersohor. Seperti ka’ Andrea yang selalu melakoni Arai dan Ikal sebagai Tokoh pekerja keras dalam bermimpi. Seperti Bang Radit yang tiba – tiba bukunya best selling karena komik dan novelnya yang jenaka.

Sekarang dan selamanya darah ini mengalir untuk meneruskan kejiwaan yang tak pernah berhenti menjadi seorang penulis.

 

Date : 28 / 06/ 2013

Tidak ada komentar: